- Naik Ontel ke Istana, Guru Minta SBY Batalkan Kurikulum
- Kesiapan Guru Diragukan
- Apapun Kurikulumnya, yang Penting Gurunya
- Sukses Pendidikan Bukan pada Kurikulum, melainkan Guru
- Gencar, Desakan Tunda Kurikulum 2013
- Arus penolakan terhadap Kurikulum 2013 rupanya berlanjut. Tidak puas hanya memberikan petisi kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kali ini surat petisi penolakan terhadap Kurikulum 2013 dilayangkan ke Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Siti Juliantari Rachman, mengatakan, langkah ini diambil agar orang nomor satu di Indonesia ini mau mendengarkan pendapat masyarakat dan mempertimbangkan keputusannya untuk tetap menyetujui penerapan Kurikulum 2013 pada pertengahan Juli mendatang.
"Sekarang kami kirim petisi ini ke sini (Istana) biar presiden ngambil keputusan," kata Tari saat dijumpai di depan Istana Negara, Jumat (12/4/2013). "Presiden harusnya mendengar aspirasi masyarakat. Bahwa ada yang menolak. Jangan hanya dengar dari kementerian saja," imbuh Tari.
Tari menambahkan, selama ini Presiden selalu menunjukkan sikap positif terhadap perubahan kurikulum lantaran melihat paparan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sementara suara masyarakat yang bergaung menolak di luar sana, menurutnya tidak pernah diperhatikan atau dijadikan pertimbangan. "Ini aspirasi masyarakat dan guru yang akan melaksanakan. Jadi mohon diperhatikan," tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar